Selasa, 30 Juni 2015

Sermon Epistel Yehezkiel 2:1-5 Tuhan mengutus Pemberita FirmanNya

Pendalaman Nats
       Dalam Yeh. 2:1-5 dikatakan bahwa Yehezkiel adalah anak manusia. Istilah anak manusia ini adalah ketika Tuhan berbicara secara langsung kepada Yehezkiel. Ungkapan ini hendak menyatakan bahwa sekalipun Yehezkiel adalah manusia, dia adalah orang yang dipanggil Tuhan untuk berbicara atas nama Allah kepada bangsa Israel. Allah memanggil Yehezkiel yang adalah seorang imam (Yeh. 1:1-3). Ia dibuang ke Babel pada masa pemerintahan Yoyakhin (II Raja-raja 24:10-17). Ia dipanggil untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa yang durhaka kepada Allah (Yeh. 2:5,6,8,9 3:26, 27, 12:2,3 24:3, 44:6). Di tengah situasi ini ia tetap tidak boleh takut (2:6) baik orang Yehuda mau mendengar maupun tidak (2:5,7 3:11) Tugas Yehezkiel adalah untuk menyampaikan pesan Ilahi (2:7-8) Dalam tugasnya ini Yehezkiel banyak menerima penolakan dari bangsanya sendiri (3:25) Dia juga menderita dan berduka karena istrinya tercinta juga diambil oleh Tuhan pada masa tugasnya menyampaikan pesan Tuhan ini (24:15-27).
       Adapun ciri-ciri dari pemberontakan Israel kepada Tuhan adalah:
1. Tidak mau mendengarkan firman Tuhan (Yeh. 3:7)
2. Bangsa Israel beribadah kepada ilah-ilah asing (Yeh. 6:1-10, 8:10-15, 16:16-22)
3. Tidak berlaku adil dalam kehidupan masyarakat (Yeh. 7:10-13, 8:17)
4. Bangsa ini mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lain untuk memperoleh bantuan dan      bukan lagi mengandalkan Tuhan (Yeh. 16:28-43)
        Inilah tugas berat yang diemban Yehezkiel yang harus dinyatakan terhadap bangsa Israel, agar bangsa ini bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Tuhan memberi kekuatan Yehezkiel untuk menjalani tugas ini agar dia tidak takut dan tidak melarikan diri, melainkan tetap setia yang disuruh Tuhan. Aplikasi 
       Di dalam perjalanan hidup kekristenan kita, apakah kita sebagai hamba Tuhan atau jemaat biasa, kita sering menemukan orang-orang yang tidak lagi mendengarkan firman Tuhan yang nampak dalam kehidupannya, yang tidak sesuai lagi dengan kehendak Tuhan. Demi kesuksesan dunia, jabatan, pangkat, dan materi, manusia menghalalkan segala cara, walaupun dikatakan sebagai seorang kristen, namun orang tersebut sering mengandalkan kuasa-kuasa lain, tidak lagi mengandalkan kekuatan Tuhan sehingga berdampak dalam kehidupan masyarakat, terlihat dari banyaknya pihak yang mencari kesenangan sementara, tapi akhirnya menderita sengsara karena dia lupa akan Tuhan, juru selamat yang memberikan berkat dalam setiap pekerjaan dan kehidupan. Di dalam situasi inilah kita disuruh Tuhan untuk memberikan terang firman Tuhan melalui pendekatan, perkunjungan, konseling, dan doa dalam kehidupan masa kini, baik secara pribadi maupun persekutuan untuk dapat membawa orang-orang yang demikian kembali kepada jalan Tuhan, bersekutu dengan Tuhan, memuliakan nama Tuhan, dan mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Tugas ini hanya dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan pengorbanan untuk masa depan, agar nama Tuhan dipermuliakan. Hal ini dapat terlaksana melalui Roh Tuhan, firman Tuhan, melalui kerendahan hati, oleh semua pelayan-pelayan Tuhan, mulai dari tingkat kehidupan di dalam jemaat Tuhan.
      Marilah kita laksanakan dengan doa dan penuh harapan agar semuanya dapat dilaksanakan sesuai kehendak Tuhan. pemberita;

Senin, 29 Juni 2015

Ev 5 Juli 2015 Markus 6:1-13 MEMBERITAKAN PERTOBATAN, MENGUSIR SETAN, MENYEMBUHKAN PENYAKIT

Pendahuluan
        Manusia menciptakan batas-batas yang memisahkan yang baik dan yang jahat, yang bersih dan yang kotor, yang punya cacat dan yang mendapat penghargaan, orang dalam dan orang luar. Banyak juga faktor sosial yang memisahkan manusia dengan manusia lainnya misalnya pendidikan, pekerjaan, gaya hidup, yang kaya dan yang miskin, keluarga, ras, agama, latar belakang budaya. Analisis 
       Kalau kita melihat kembali pengalaman Yesus yang ditolak di tempat asalnya sendiri, yaitu Nazaret, bahkan saat la ditolak oleh orang-orang yang telah melihat mujizat-Nya. Penolakan yang di alami oleh seseorang di kampung halamannya sendiri tentunya sangat menyakiti hati.
Di kampungnya sendiri pasti ada teman-temannya dan juga para tetangganya yang telah dikenalnya dan dikasihinya. Mereka pernah bersama dalam perayaan-perayaan pesta di kampungnya. Namun demikian, ternyata mereka tega untuk mengusir-Nya hanya karena status pekerjaan orangtuanya tukang kayu. Apakah yang menyebabkan orang-orang Nazaret menolak Yesus? Tentunya mereka telah bergumul dalam diri masing-masing guna membuang pandangan-pandangan sempit tentang siapa Yesus itu sebenarnya. Mereka ditantang pada hari itu untuk dapat membuka diri bagi Allah yang bekerja di tengah-tengah mereka dengan cara yang baru bahkan berbanding terbalik dengan sudut pandang mereka selama ini. Menghadapi tantangan sedemikian, lebih mudahlah bagi mereka untuk menolak Yesus daripada mengambil resiko kehilangan pandangan mereka tentang Allah dan figur Mesias yang mereka nantikan. Dalam masyarakat Yahudi, keberadaan Yesus tidak cocok dengan harapan-harapan tentang Mesias, jadi Dia pun ditolak dan kemudian dihukum mati. Orang-orang Yahudi itu adalah saudara-saudara sekampung Yesus. Mereka melihat cara Allah berkarya dengan sudut pandang sendiri, dengan demikian mereka menolak hal baru yang dilakukan Tuhan di tengah-tengah mereka. Kehadiran Yesus mereka lihat dari perspektif biologis bahwa Dia adalah anak Maria dan Yusuf si tukang kayu. Akibat salah menggunakan perspektif, orang-orang Nazaret menolak eksistensi Yesus sebagai representasi Allah (ayat 3). Kalau kita perhatikan bersama-sama dalam (ayat 4), Yesus dengan sangat tegas berkata bahwa "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya . Ayat 5-6a Ketidakpercayaan dari penduduk Nazaret akhirnya menghambat berkat Tuhan. Sekalipun demikian, Yesus tetap melakukan mujizat-Nya. Keengganan mereka untuk mendalami ajaran Yesus dan mempercayai-Nya sebagai Anak Allah, menjauhkan mereka dari kehidupan baru, sebab bukankah ketika itu bangsa Israel sedang menantikan seorang Mesias? Ketidakpercayaan itu, menimbulkan keheranan bagi Yesus.
      Menarik untuk didalami, bahwa rasa heran Yesus tercatat dua kali dalam Injil, dan keduanya berhubungan dengan Iman. Yang satu dalam Mat 8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu,heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. - Ketika IA menyembuhkan hamba seorang perwira Roma di Kapernaum - dan yang kedua pada bacaan kita ini di Markus 6:6a.
Pelajaran dari ayat 5-6a adalah: a. Ketidakpercayaan, bukan saja menghambat berkat Tuhan, tetapi adalah suatu dosa. b. Perwira Roma itu, bukanlah seorang yang mengenal ajaran Yahudi, tetapi ia percaya kepada Yesus – Kita, adalah pengikut Kristus Yesus, janganlah sampai Tuhan heran melihat kita senantiasa menyebut nama Yesus, tetapi sebenarnya tidak percaya dan tidak melakukan apa yang Yesus ajarkan dan perintahkan.

Penutup
Ketidakpercayaan membuat Umat Israel harus merasakan 40 tahun di padang gurun, Ketidakpercayaan membuat Petrus gagal berjalan di atas air,
Ketidakpercayaan membuat kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum dikecam Yesus, Ketidakpercayaan membuat penduduk Yerusalem membunuh Anak Allah, dan berbagai pelajaran tentang ketidakpercayaan yang mengambil bentuk lain seperti keraguan dan kekuatiran. Lukas 7:23 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.".
Ibrani 3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. - Marilah kita waspada terhadap dosa ketidakpercayaan itu dan benar-benar percaya, dengan melakukan apa yang menjadi perintah dan kehendak Allah melalui Yesus Kristus. Amin.

Pengikut